Denganmengingat Muraqabatullah dan Ihsanullah, maka sudah selayaknya kita ber-Ihsanun Niyah (berniat yang baik). Karena niat yang baik akan mengarahkan kita kepada: 1. Ikhlasun Niyat (Niat yang Ikhlas) 2. Itqonul 'Amal (Amal yang rapi) 3. Jaudatul Adaa' (Penyelesalan yang baik) Jika seseorang beramal dan memenuhi kriteria di atas, maka ia Manusiadiperintahkan untuk berlomba dalam berbuat kebajikan terhadap manusia dan alam sekitarnya. Salah satu petunjuk berkaitan dengan aplikasi berlomba-lomba dalam kebaikan adalah firman Allah Swt yang artinya: "Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa dan janganlahkalian tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan". LandasanPengembangan Kurikulum. Dalam melakukan pengembangan kurikulum terdapat landasan-landasan yang harus dijadikan pijakan atau dasar. Landasan yang pertama adalah filosofis. Pandangan-pandangan filsafat sangat dibutuhkan dalam pendidikan, terutama dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Filsafat akan menentukan arah ke mana peserta Pengarang(Imam An-Nawawi) membuat suatu bab yang berjudul "Anjuran Berbuat Baik dan Orang yang Menuju Kebaikan dengan Sungguh-Sungguh dan tanpa Ragu.". Judul ini mengandung dua unsur penting; 1) segera menuju kebaikan, 2) jika manusia ingin mengerjakan suatu kebaikan, hendaklah dia segera melaksanakannya dan tidak perlu ragu-ragu. CaraMembuat Landasan Teori - Landasan teori menjadi dasar terpenting di setiap menjalankan penelitian ilmiah. Landasan teori wajib digunakan dalam setiap penelitian. Buat kamu yang masih asing dengan istilah landasan teori, maka pada kesempatan kali ini akan kita ulas tentang pengertian, perbedaan, fungsi, tahapan, ciri, hal yang dibolehkan dan tidak dibolehkan dalam membuat landasan teori. . Landasan untuk Berbuat Kebajikan Puñña,kiriya,vatthu Definisi 223  Puñña kebajikan disebut demikian karena memperpanjang kesinambungan-seseorang’ Attano santānaṃ punanti. Tattha punāti attano kārakaṃ, pūreti cassa ajjhāsayaṃ, pujjañca bhavaṃ nibbattetīti puñño . Disebut sebagai kebajikan’ karena memurnikan batin seseorang yang melakukannya, menyempurnakan kecenderungannya dan menghasilkan kelahiran yang baik’ Vibh. A 142  Puñña,kiriya berbuat kebajikan adalah suatu perbuatan untuk menciptakan atau menjaga faktor-faktor pendukung untuk kebajikan’.  Puñña,kiriya,vatthu landasan untuk berbuat kebajikan adalah manfaat yang timbul dari Puñña,kiriya  sumber kebajikan. Apakah “Kebajikan” puñña sama dengan “kebaikan” kusala? o Kadang diartikan sama. o Sebenarnya keduanya berbeda karena “kebajikan”, sebaik apapun itu, akan tetap saja mengikat kita ke Saṃsāra, sementara kusala’ akan membawa kita keluar dari Saṃsāra. Sutta tentang Landasan untuk Berbuat Kebajikan Puñña,kiriya,vatthu Sutta Demikian telah dikatakan oleh Buddha “Wahai para bhikkhu, ada tiga landasan untuk membuat kebajikan.” “Apakah ke-3 landasan itu?” 1 Landasan untuk berbuat kebajikan melalui memberi’ Dāna mayaṃ, 2 Landasan untuk berbuat kebajikan melalui moralitas Sīla mayaṃ, 3 Landasan untuk menanam kebajikan melalui pengembangan-batin Bhāvanā mayaṃ. Seseorang harus benar-benar melatih diri dalam kebajikan – Yang membuahkan kebahagiaan yang berlangsung lama – yakni memberi dāna, perilaku yang harmonis dan mengembangkan batin yang penuh cintakasih. dānañ ca sama,cariyañ ca metta,cittañ ca bhāvaye Setelah mengembangkan tiga hal ini, kebahagiaan muncul. Seorang bijaksana terlahir di alam kebahagiaan yang bebas dari penderitaan batin. Renungan I Nidhikaṇḍa Sutta Khp. 8  Serapi dan seaman apapun harta yang dipendam memendamnya di dalam sumur dengan tujuan untuk masa depan kehidupannya tebusan, kemarahan raja, membayar hutang, sakit dll, tetap saja tidak bisa menjamin kebahagiaannya. Hartanya akan habis apabila berpindah tempat, lupa meletakkannya, naga dan yakkha mengambilnya, dicuri oleh sanak keluarga, tidak dijaga dg baik, atau buah kamma baiknya telah habis. Cara memendam harta yang terbaik gemar berdana dan memiliki moral yang baik, dapat menahan nafsu serta mempunyai pengendalian diri. Dānena sīlena saṃyamena damena ca  Inilah "Harta" yang dipendam paling sempurna, tidak mungkin hilang, tidak mungkin ditinggalkan, walaupun suatu saat akan meninggal, ia tetap akan membawanya. Tak seorangpun yang dapat mengambil "Harta" itu, perampok-perampokpun tidak dapat merampasnya. Oleh karena itu, lakukanlah perbuatan-perbuatan bajik karena inilah "Harta" yang paling baik.  Buah dari kebajikan ini • Wajah cantik dan suara merdu, kemolekan dan kejelitaan, kekuasaan dan pengikut, kedaulatan dan kekuasaan kerajaan besar, kebahagiaan seorang raja Cakkavati, atau kekuasaan dewa di alam surga. • Kejayaan manusia, kebahagiaan surga, kesempurnaan Nibbana, memiliki sahabat-sahabat sejati, memiliki kebijaksanaan dan mencapai pembebasan, memiliki pengetahuan untuk mencapai pembebasan, mencapai kesempurnaan sebagai seorang siswa, menjadi Pacceka Buddha atau Samma Sambuddha. Renungan II Āditta Sutta S.  Ketika rumah terbakar, tempayan yang diselamatkanlah yang masih bermanfaat, bukan yang sudah terbakar.  Demikian pula, dunia ini terbakar oleh usia-tua dan kematian. Oleh karena itu, seseorang harus menyimpan kekayaannya dengan cara berdana. Apapun yang telah dipersembahkan, aman tersimpan.  Catatan Di Kehidupan-kehidupan sebelumnya, kita telah banyak bekerja dan mengumpulkan kekayaan. o Hanya kekayaan yang telah di dirubah’ menjadi “kebajikan” lah yang masih mengikuti kita dengan terus menerus memberikan Āyu, vaṇṇa, sukha, bala panjang umur, wajah menarik, kebahagiaan dan kekuatan. o Kekayaan yang tidak sempat ’dirubah’ menjadi “kebajikan” telah terbakar oleh api kematian’ di kehidupan lampau. Puñña,kiriya,vatthu Sutta A. Dāna, maya Jarang berlatih Sering sekali berlatih √ Sīla, maya Bhāvanā, 4 Apāya alam maya Manussa 6 Deva Kehidupan tidak menyenangkan* Deva biasa Kehidupan menyenangkan Deva yg melampaui deva lain** Brahmā menyedihkan X X Keterangan * Dia akan terlahir di keluarga yang rendah status sosialnya dan tidak akan berhasil di kehidupannya. ** Melampaui dalam 10 hal umur, keindahan surgawi, kebahagiaan-, ketenaran-, kekuatan-, penglihatan, suara-, bau-, citarasa- dan sentuhan surgawi.  Di sutta, hanya bisa ditemukan tiga landasan untuk kebajikan.  Kebajikan telah diperbuat pada saat setelah melakukannya kita merenungkan “’memberi’ telah dilakukan, moralitas telah dipraktikkan, meditasi telah dikembangkan.” AA. 126  Kitab-kitab komentar menambahkannya menjadi sepuluh Landasan untuk Kebajikan Dasa Puñña,kiriya,vatthu.  Kitab Atthasālinī hal 157, CSCD menguraikan dengan detil kesepuluh Landasan untuk Kebajikan berdasarkan jenis-jenis kesadaran yang memunculkannya.  Kesemuanya bisa muncul melalui satu atau semua pintu kamma; pintu-tubuh, -ucapan dan –pikiran. 1. Dāna Memberi Kelompok Dāna 2. Sīla Moralitas Kelompok Sīla 3. Bhāvanā Pengolahan-Batin Kelompok Bhāvanā 4. Apacāyana Rasa hormat Kelompok Sīla 5. Veyyāvacca Pelayanan Kelompok Sīla 6. Pattidāna Melimpahkan Kebajikan Kelompok Dāna 7. Pattānumodanā Bersuka-cita atas kebajikan orang lain Kelompok Dāna 8. Dhammasavana Mendengarkan Dhamma Kelompok Bhāvanā 9. Dhammadesanā Membabarkan Dhamma Kelompok Bhāvanā 10. Diṭṭhijukamma Meluruskan Pandangan-pandangan Kelompok Bhāvanā 1 Dāna memberi o “Kemurahan-hati”. o “Disebut dāna karena disebabkan olehnya seseorang memberi” dīyati etenâ ti dānaṁ. o Yang disebut Dāna adalah kehendak untuk beramal atau berderma. pariccāga,-cetanā. o Sebagai landasan untuk kebajikan, “memberi” sebagai suatu tindakan bermurah-hati termasuk perbuatan2 memberi sesuatu untuk mendukung paccaya, misalnya, pakaian jubah, makanan, tempat-tinggal dan obat-obatan yang dipersembahkan dengan cara yang benar. o Buah dari kamma ini akan bisa dinikmati di kehidupan sekarang maupun yang akan datang. Apapun yang telah dipersembahkan, aman tersimpan. 2. Sīla moralitas o Merujuk pada apa yang kita latih Sīlati. Sīla memperbaiki dan mengokohkan kamma tubuh dan ucapan menjadi baik. o Moralitas adalah apa yang dilatih dan ditegakkan  suatu keadaan yang teguh pada kebaikan. o Mengembangkan moralitas’ bisa melalui 5, 8, 10 Sīla. o Atau berpikir, “saya akan meninggalkan dunia,” dan setelah pergi ke vihāra dan menjadi seorang pertapa, dia merenungkan “Keinginan saya sudah tercapai; saya sekarang telah menjadi seorang bhikkhu. Hal ini adalah sangat bagus sekali.” Kemudian dia menjaga aturan disiplin monastik, merenungkan dengan penuh kehati-hatian empat kebutuhan pokok, menjaga pintu-indera, dan menghindari bahkan pelanggaran yang terkecil pun. o Kebiasaan untuk menjaga moralitas dengan cara yang mulia menghasilkan buah kamma berupa kelahiran di keluarga yang mulia serta mendapatkan kehidupan yang penuh kebahagiaan. o Pañca sīla adalah latihan sīla alamiah yang berlaku untuk semua mahluk  “tubuh” dan “ucapan” terkendali  kehidupan di bumi menjadi damai. o Aturan sīla yang lain adalah sīla yang telah ditentukan, seperti yang telah diajarkan oleh Buddha, dan bersifat tidak mengikat buat para umat-awam. o Aturan monastik, juga, merupakan sīla yang ditentukan. Tetapi para monastik harus mematuhinya sepanjang waktu, karena aturanaturan inilah yang membuat mereka berbeda dengan umat awam. 3. Bhāvanā Pengolahan-batin • Pengolahan-batin adalah alat untuk memunculkan keadaankeadaan baik kusala, melatihnya dan menyebabkannya untuk tumbuh.* • Pengolahan batin bisa dilakukan dengan terus menerus menyadari pengalaman yang datang melalui indera-indera; kontak; persepsi; perasaan; nafsu-keinginan, kemelekatan, usia-tua, sakit dan kematian sebagai anicca, dukkha dan anattā. • Apabila di praktikkan sampai pencapaian jhāna Rūpa dan arūpajjhāna maka akan menyebabkan kelahiran di alam-alam brahmā yang terkait. • Jhāna bermanfaat untuk mendapatkan konsentrasi-benar sammā samādhi pengetahuan-langsung abhiññā dan pembebasan.** * Bhāveti kusale dhamme āsevati vaḍḍhesi etāyati bhāvanā Abhds 135 ** DhsA 157 4. Apacāyana Rasa hormat • Perbuatan yang menunjukkan rasa hormat apacayati, berperilaku-pantas, ramah dengan penuh rasa hormat.* • Ber-anjali ketika bertemu dengan anggota Saṅgha, membawakan mangkuk-makan dan jubahnya, menyediakan tempat duduk dan air; memberi jalan ketika berpapasan dg orang yg lebih tua. • Hormat-thd-diri-sendiri berpantang untuk tidak melakukan kejahatan atau perbuatan tidak-baik karena rasa-malu-utk-melakukan-kejahatan’ ottappa.** * Abhds 135 ** DhsA 157 5. Veyyāvacca Pelayanan • Veyyāvacca adalah keadaan dimana seseorang aktif mengerjakan berbagai tugas.* • Melayani kebutuhan anggota Saṅgha demi menunjang latihan-latihan mereka lingkungan yang kondusif, makanan, buku, beasiswa dll. • Menyediakan air minum utk guru, aktif di kepanitiaan2 sosial organisasi Buddhis. *Taṁ,taṁ,kicca,karaṇe vyāvaṭassa bhāvo veyyāvaccaṁ Abhds 135 6. Pattidāna Pelimpahan Kebajikan • Melimpahkan sesuatu yang sudah muncul di kesinambungan arus kesadaran seseorang.* • Setelah memberikan 4 kebutuhan pokok sangha, kemudian seseorang menghormat kepada 3 permata dengan mempersembahkan bunga ataupun dupa; dan setelah mengerjakan hal tsb. dia berkata “Semoga kebajikan ini untuk semua mahluk” sabba,sattānaṁ patti hotu ItA 225. * Abhds 135 ** Untuk detil lebih lanjut silakan lihat Jāṇussoṇī Sutta dan Tirokuḍda Sutta Tirokuḍḍa sutta Khp. 6 Makanan dan minuman berlimpah, makanan keras maupun lunak dihidangkan, tetapi tidak ada seorangpun yang mengingat mereka, Mahluk-mahluk terkondisi oleh kamma. Mereka yang penuh kasih, tulus, luhur dan tepat-waktu, mempersiapkan minuman dan makanan “ Semoga ini untuk saudara-saudaraku. Semoga saudara- saudaraku berbahagia.” Idaṃ vo ñātīnaṃ hotu Sukhitā hontu ñātayo Tirokuḍḍa sutta lanjutan 1 Dengan berlimpahnya makanan dan minuman, Mereka bersukacita sepenuh hati* “Semoga saudara-saudaraku berumur panjang, dikarenakan mereka kami mendapatkan semua ini!” Menghormati kami telah dilakukan, para pemberi tidaklah sia-sia. * Yang telah-pergi’ tidak mendapatkan benda sama persis seperti yang dipersembahkan. Mereka hanya akan mengalami perubahan spiritual pada saat ikut bersukacitta atas persembahan yang dilakukan oleh para sanak saudara untuk mereka. Kvu. Tirokuḍḍa sutta lanjutan 2  Seperti halnya air jatuh dari ketinggian menuju ke bawah, demikian pula apa yang telah diberikan, bermanfaat untuk yang telah-pergi’  Seperti halnya sungai-sungai yang meluap mengisi samudera, demikian pula apa yang telah diberikan disini bermanfaat untuk yang telah-pergi’.  “Dia telah memberi saya, dia telah bekerja untuk saya saudara, teman dan sahabat buat saya. Berikanlah persembahan untuk yang telah-pergi’ mengingat apa yang telah lakukan sebelumnya.  Bukan air mata ataupun kesedihan, atau dukacita apapun; kesemuanya tidak membantu yang telah-pergi’, saudarasaudara yang telah pergi tidak mendapatkan apapun. Tirokuḍḍa sutta lanjutan 3  Tetapi ketika persembahan dilakukan, disusun dengan rapi, diberikan kepada Saṅgha, akan menghasilkan kebaikan buat mereka untuk jangka waktu yang panjang, dan bermanfaat buat mereka sekarang juga. Tugas untuk para saudara telah ditunjukkan, tentang bagaimana cara terbaik menghormati yang-telahpergi’; kekuatan, juga, telah diberikan buat para bhikkhu, tidak lah kecil kebajikan yang menjadi milik kamu!”  Arti Peta hantu-kelaparan, yang telah-pergi.  Penderitaan yang dialami oleh para Peta Ref Lakkhaṇa Saṃyutta, SN o Hantu kerangka yang terbang dan dicabik-cabik burung pemakan bangkai, gagak dan elang. Ex-penjagal. o Segumpal daging yang terbang dan dicabik-cabik burung pemakan bangkai, gagak dan elang. Ex-penjagal. o Seseorang dengan rambut-jarum di tubuh dan menusuk sekujur tubuhnya. Ex-pemfitnah. o Seseorang dengan testis sebesar kuali dikejar-kejar burung pemakan bangkai, gagak dan elang. ex-hakim yang korup. o Pemakan kotoran, memakannya dengan kedua tangan. Dia dulu mempersembahkan mangkuk makanan berisi kotoran kepada anggota sangha. o Seorang bhikkhu terbang kesana-kemari dengan jubah, mangkuk makanan, pinggang dan seluruh tubuh terbakar. ex-bhikkhu yang jahat. o Para peta tidak memperoleh materi yang dipersembahkan. Kathāvatthu. o Transformasi spiritual akan terjadi ketika mereka bersukacitta pada saat melihat para saudara melakukan persembahan buat mereka. “Semoga saudara-saudaraku berumur panjang, dikarenakan mereka kami mendapatkan semua ini!” o Jāṇussoṇi Sutta alam yang telah-pergi’ tidak mungkin kosong dari para sanak saudara.* *Anamatagga Saṃyutta S. menyatakan bahwa Saṃsāra adalah tanpa-awal sehingga tidak ada mahluk satupun yang belum pernah menjadi orang tua ataupun saudara kita. Saddhā Jāṇussoṇi Brahmana Jāṇussoṇi Idaṃ dānaṃ petānaṃ ñāti,sālohitānaṃ upakappatu, idaṃ dānā petā ñāti,sālohitā paribhuñjantu Semoga dana ini bermanfaat untuk para peta saudara dan saudara kandung, semoga para peta saudara dan saudara kandung memakan dana ini Kacci taṁ, bho gotama, dānaṁ petānaṁ ñāti,sālohitānaṁ upakappati; kacci te petā ñāti,sālohitā taṁ dānaṁ paribhuñjantī ti? Benarkah, kawan Gotama, dana ini bermanfaat untuk para peta saudara dan saudara kandung, benarkah para peta saudara dan saudara kandung memakan dana ini Buddha Ṭhāne kho, brāhmaṇa, upakappati, no aṭṭhānê ’ti Pada tempat-yang-tepat, brahmana, bermanfaat; bukan pada tempat-yang tidak-tepat. Tempat-yang-tepat dan Tidak-tepat Alam Kelahiran Tempat-yang-tidak-tepat 10 Kamma Buruk Terlahir di Neraka Terlahir di kandungan binatang Terlahir di alam manusia Terlahir menjadi deva Terlahir menjadi Peta Tempat-yangtepat 10 Kamma Baik 10 Kamma Buruk √ √ √ √ √ Oleh SIGIT INDRIJONOOLEH SIGIT INDRIJONO “Dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.” QS al-Qashash [28] 77. Dalam ayat ini, Allah SWT memberikan perintah untuk hal yang juga dilakukan oleh-Nya, hal ini menunjukkan keutamaan berbuat baik. Kita menaati perintah-Nya tersebut dengan berbuat baik. Tidak karena yang lain, melainkan ikhlas karena Allah SWT. Bisa saja seseorang berbuat baik kepada orang lain dengan menjadikannya sebagai utang budi, konsekuensinya mengharap pengakuan dan balasan. Kita tidak perlu menghitung-hitung kebaikan kepada orang lain, akan lebih baik bisa melupakannya. Hendaknya kita terus berbuat baik kepada orang lain dan tidak merisaukan meskipun orang tersebut tidak peduli. Keinginan agar banyak orang mengetahui dan mendengar kebaikan tersebut juga harus dihindari, merupakan riya karena mengesampingkan ikhlas dalam beramal. Berbuat baik merupakan akhlak mulia yang bisa diwujudkan pada berbagai hal, seperti memberikan pertolongan, menasihati untuk kebaikan, berbagi ilmu, atau memperlakukan dengan baik, terutama untuk orang-orang terdekat, yaitu orang tua, suami, istri, anak, dan kerabat. Selanjutnya berbuat baik untuk lingkup yang lebih luas, seperti dengan tetangga, di tempat kerja, dan dengan semua orang yang kita berinteraksi dengan mereka dalam kehidupan sehari-hari. "Dan berbuat baiklah. Sungguh Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik." QS al-Baqarah [2] 195. "Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." QS al-A'raf [7] 56. “Dan barang siapa mengerjakan kebaikan akan kami tambahkan kebaikan baginya.” QS asy-Syura [42] 23. Ayat-ayat di atas menerangkan janji Allah SWT bagi orang-orang yang berbuat baik, yaitu dicintai-Nya, memperoleh rahmat-Nya dan tambahan kebaikan. Sehingga kita antusias untuk berbuat baik dengan ikhlas dan mengharap rida-Nya secara istiqamah. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa menolong saudaranya yang sedang dalam kebutuhan, maka Allah akan menolongnya dalam kebutuhannya." HR Bukhari dan Muslim. Beliau SAW juga bersabda, "Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun, walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan." HR Abu Dawud dan Tirmidzi. Hadis di atas mendorong kita untuk selalu berusaha menolong orang lain dan juga untuk berbuat baik kepada orang lain tanpa meremehkan sedikit pun untuk hal-hal yang mudah dan kecil, seperti memperlihatkan wajah tersenyum. “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik surga dan tambahannya kenikmatan melihat Allah. "Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak pula dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” QS Yunus [10] 26. Ayat ini menerangkan tentang balasan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik, pahala terbaik berupa surga dan tambahannya, yaitu kenikmatan melihat Allah SWT. Wallahu a'lam. - Pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih kita rasakan telah mendorong banyak orang untuk menyebarkan semangat kebaikan bagi sesama. Mereka yang tergerak hatinya memilih berbagi dengan menyisihkan sebagian dari hartanya untuk meringankan beban orang-orang yang kita harus berkorban uang, harta, waktu, dan tenaga, nyatanya berbuat kebaikan juga mendatangkan manfaat untuk diri sendiri. Salah satunya adalah meningkatnya kebahagiaan dalam diri sendiri seperti yang diungkapkan mantan anggota JKT48, Melody Laksani. Mengutip data World Happiness Report 2022, wanita berusia 30 tahun itu mengatakan bahwa berbuat kebaikan merupakan salah satu variabel yang memengaruhi tingkat kebaikan menjadi salah satu tolok ukur untuk menilai tingkat kebahagiaan selain variabel tingkat PDB, harapan hidup, sosial, kebebasan, dan korupsi. "Ini mungkin terjadi karena seseorang itu merasakan kebahagiaan dari membantu orang lain. Kaya dopamine gitu," kata Melody dalam Virtual Media Gathering ShopeeFood "Berbagi Bahagia di Bulan Berkah," Jumat 8/4/2022. Melody juga mengatakan, berbagi membuatnya lebih damai sekaligus mempercayai bahwa setiap amal baik akan mendatangkan berkah. Apalagi jika dilakukan selama bulan Ramadan, ketika orang yang berpuasa disadarkan akan pentingnya kepekaan terhadap sesama dan nilai hidup sederhana. "Kan juga dilipatgandakan pahalanya dan makin deket aja sama Tuhan," ungkap mantan member JKT48 generasi pertama ini. Menjelang hari pencoblosan, di media sosial banyak sekali berseliweran pernyataan-pernyataan bernada nyinyir antara satu pendukung dengan pendukung lainnya. Meski mengutarakan pendapat itu merupakan hak prerogatif seseorang, bukan berarti mereka dengan bebas membabat habis nilai-nilai persatuan dan kebaikan. Tak hanya di dunia maya, prinsip persatuan dan kebaikan semestinya diterapkan pada kehidupan sehari-hari di dunia nyata. Merupakan ajaran dari agama manapun, melakukan kebaikan tentu saja akan berimbas pada kualitas hidup kita di bahwa hidup hanya sekadar persinggahan, berikut ini beberapa manfaat berbuat baik dalam berbagai sendi kehidupan, baik di dunia maya lebih-lebih di dunia nyata. Simak baik-baik ya?1. Kamu akan mendapatkan kebahagiaan sudah menjadi rumus kehidupan, melakukan perbuatan baik dalam hal apapun tentu saja akan mendatangkan kebahagiaan hakiki bagi pelakunya. Ketika orang lain merasa senang dengan kebaikanmu, maka kebahagiaan tersebut akan kembali kepadamu dengan kadar yang lebih banyak. Kebahagiaan sejati akan senantiasa hadir dalam kehidupanmu ketika kebaikan sudah menjadi kebiasaan dan berakar kuat dalam Ketenangan dan kenyamanan dalam menjalani mendapatkan kebahagiaan sejati, batin kamu juga tentu saja akan merasa lebih tenang dan nyaman dalam menjalani rutinitas harian dalam kehidupan. Rasa nyaman dan ketenangan tersebut akan berbanding lurus dengan kebaikan-kebaikan yang kamu lakukan. Semakin sering kamu berbuat baik, maka kebahagiaan dan ketenangan hidup akan senantiasa hadir dalam Kamu akan terbebas dari pikiran-pikiran selanjutnya saat kamu menjadikan perbuatan baik sebagai kebiasaan adalah tentu saja kamu akan terbebas dari pikiran-pikiran negatif. Meski dalam perjalanannya ada banyak masalah yang menghampiri, selama pikiran kamu tetap positif, masalah sebesar apapun akan terasa ringan ketika kebaikan sudah menjadi prioritas utama dalam kehidupanmu. Baca Juga Stop Bersedih, Renungkan 4 Hal Ini Agar Kamu Bisa Hidup Bahagia 4. Kamu bisa menginspirasi orang banyak untuk berbuat kebaikan kamu berbuat kebaikan, akan ada banyak orang yang sejatinya terinspirasi dengan kebaikanmu. Satu kebaikan yang kamu perbuat hari ini, akan bercabang menjadi kebaikan-kebaikan lain di masa depan. Dan dari satu kebaikan tersebut, kamu sejatinya memiliki sumbangsih merubah dunia menjadi lebih Kamu semakin tahu apa hakikat dan tujuan hidup selalu ya, usia kita semakin hari terus berkurang dari detik ke detik, tahun ke tahun. Kita semakin faham bahwa kita tidak akan selamanya hidup di dunia dan sudah pasti akan kembali kepada-Nya. Orang yang selalu berbuat kebaikan tentu saja faham dan mengerti apa hakikat dan tujuan kehidupan Nama kamu akan selalu dikenang sebagai orang raga kamu sudah tiada, nama kamu akan selalu dikenang sebagai orang baik karena semasa hidup selalu berbuat kebaikan. Nama kamu akan disebut-sebut oleh generasi-generasi selanjutnya dan dijadikan panutan kebaikan bagi banyak orang. Jika tidak berbuat baik, masa kamu mau dikenal abadi sebagai orang jahat yang selalu berbuat kerusakan di dunia?Jadi mulai hari ini, stop tebar kebencian dan ganti dengan prinsip persatuan dan kebaikan ya? Baca Juga Sebar Kebaikan, Ini 5 Cara Simpel Jadi Moodbooster Bagi Orang Lain IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

landasan pertama dalam berbuat kebaikan adalah